Senin, 26 Januari 2015

KERAMAT DATU TANIRAN



KERAMAT DATU TANIRAN



 Makam Datu Taniran adalah tempat ziarah yang sering di kunjungi para umat muslim. Makam Datu Taniran sangat terkenal di kalangan masyarakat Hulu Sungai Selatan, bahkan sampai keluar daerah. Makam ini terletak di Desa Taniran, Kecamatan Angkinang. Di samping makam tersebut ada sebuah mesjid yang  bernama Mesjid As'sa addah.

Haji Muhammad Thaib adalah nama asli dari Datu Taniran. Beliau juga bergelar Haji Sa’duddin bin Haji Muhammad As’ad bin Puan Syarifah binti Al- alimul Allamah Syaikh Haji Muhammad Arsyad Al-banjari. Sebagaimana  diketahui Syaikh Haji Muhammad Arsyad Al-banjari adalah ulama besar Kalimantan, pengarang kitab Sabila Muhtadin dan Kitab-kitab agama Islam lainya, yang di baca dan di pedomankan dalam praktek hidup beragama Islam di Kalimantan. Datu Taniran H.Muhammad Thaib di lahirkan di kampung Dalam Pagar, Martapura di tahun 1194 Hijriah yang bertepatan dengan 1174 Masehi. Beliau sempat hidup dan bertemu Syaikh H. Muhammad Arsyad Al-banjari, sebab pada tahun 1227 Hijriah ketika Syaikh H. Muhammad AryadAl-banjari wafat, beliau berusia 33 tahun. Namun beliau tidak berada di Tanah Air ketika Syaikh H. Muhammad Arsyad Al-banjari wafat, baru setelah 2 tahun mangkatnya Syaikh yang mulia tersebut beliau kembali ke tanah air.
H. Sa,duddin wafat pada usia 84 tahun. Guru besar ini telah mencurahkan dharma baktinya terhadap agama, bangsa dan umatnya selama 45 tahun di Hulu Sungai. Setelah berhasil mencetak ulama-ulama penerus yang tersebar di sekitar Hulu Sungai tempo dahulu, maka pada tanggal 5 Shafar 1278 Hijriah atau sekitar 1858 Masehi beliau berpulang ke Rahmatullah.


Sedikit Cerita Tentang Wafatnya Datu Taniran


Tiga hari menjelang kewafatannya, beliau mencuci kain kafan. Salah seorang sahabat beliau yang bernama Ninggal mengatakan bahwa tuan akan pulang. Menurut penuturan orang-orang tua yang sambung bersambung di kampung Taniran sini, pada waktu jenazah almarhum di sholatkan, banyak sekali orang yang turut melaksanakannya dan di antaranya ada terlihat tiga orang yang cukup menarik perhatian. Tetapi tidak seorangpun mengetahui dari mana mereka datang dan bagaimana cara mereka pergi. Setelah pemakaman, berdatanganlah segala jenis burung dan selama tiga hari berturut-turut burung itu mengerumuni dahan dan ranting pepohonan di sekitar kubur almarhum seakan-akan turut memberikan ta'ziah dan menzirahi makam seorang mujahid dakwah, yang telah menunaikan tugasnya seraya mengucapkan selamat sejahtera atas seorang hamba yang baik sejak ia dilahirkan, hingga ia wafat dan ketika nanti ia di bangkitkan kembali.
Kita sebagai masyarakat Hulu Sungai Selatan, hendaklah kita meluangkan waktu untuk bisa berkunjung ke Keramat Datu Taniran sebagai tanda cinta kita sebagai masyarakat Hulu Sungai Selatan. Demikian sedikit cerita tentang tokoh mulia di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) yang cukup dikenal berbagai kalangan baik di HSS sendiri maupun di Kalsel bahkan Indonesia. Semoga banyak manfaat yang bisa diambil dari perjalanan beliau dalam menyebarkan agama Islam di Banua tercinta.